Udah Lama Gak Nulis, Kemana Aja Sih?
Jadi, beberapa orang bertanya sama gue, kemana sih sekarang? Padahal dulu circa 2020-2022 masih sering rajin menulis, terus kenapa jadi angot-angotan tahi ayam begini?
Here is the bitter truth:
Menulis itu jadi hal yang enggak enjoyable kalo harus dikejar target. Ini yang gue sedang rasakan beberapa waktu ke belakang. Ini juga yang bikin gue enggak mau jadi Jurnalis. Bayangin, menulis 5-10 artikel per hari? Anjir ini mah kepala aing bisa-bisa meledak bak Gunung Tambora berabad-abad silam.
Gue menulis itu untuk mengisi waktu luas. Ibaratkanlah sebuah pengencer stress yang mengikat kepala. Sama seperti obat juga, kalau dipaksa dikonsumsi terus-terusan jadinya berbahaya bagi tubuh. Intinya segala sesuatu yang berlebihan itu enggak pernah baik untuk diri kita, baik itu makanan, minuman, entertainment, bahkan pekerjaan.
Sebagai seorang Content Writer di suatu perusahaan serius di bilangan Thamrin Jakarta, pekerjaan sehari-hari gue enggak lepas dari menulis. Baik itu konten, caption, atau bahkan subtitle untuk keperluan video. Inti pekerjaannya sih tulis, menulis, dan memikirkan tulisan. Pusing ya? Pusing pake banget! Seperti kita yang dikasih duren kebanyakan pasti blenger, gue pun mulai merasakan menulis jadi sesuatu yang ‘less enjoyable’.
Makanya, sekarang gue malah lebih sering leyeh-leyeh, karena otak sudah keburu meledug dengan tulisan. Banyak, bahkan seringkali terkena writer’s block, sampai untuk menulis aja gue harus umpanin ke Chat GPT atau Bard by Google untuk membantu BAU gue yang melelahkan ini. Makin ke sini, gue semakin yakin kalau menulis setiap hari bukanlah jalan gue.
Gue malah semakin enjoy mengerjakan hal lain, seperti strategi marketing, mengurus database, analisis data, dan menghitung data. Walau masih pada tahap minimum, dengan variasi kerja yang lebih beragam bikin gue lebih enjoy dengan pekerjaan, yang which is, sampingan dari BAU sehari-hari gue.
Untungnya, gue saat menulis tulisan ini masih dalam keadaan gabut, menunggu travel Jackal dari Dipatiukur yang berangkat malam, dan baru saja cuti, jadi kepala masih fresh sesegar ikan di restoran Seafood di daerah Jakarta Utara. Gue ada kesempatan untuk bercerita kembali tentang masalah (yang sebenarnya enggak perlu dipublish sih, Rel).
Intinya apa dari tulisan ini? Klarifikasi.
Klarifikasi kalau gue jarang menulis karena setiap hari menulis. Walau terlatih untuk menulis cepat, gue jadi lebih gampang burn out karena menulis.
Ini juga jadi medium cerita aja, untuk gue infokan ke kalian yang baca dan kembali refleksikan diri. Mungkin kalian juga punya kasus yang sama dan mau diskusi dengan gue.
Terakhir, ini juga jadi ajang mawas diri, mengingatkan kalau sebuah hal yang diforsir setiap kali, enggak akan bagus. Manusia itu lahir bukan untuk produktif, tapi untuk hidup di Bumi-Nya, memberikan manfaat apa saja tanpa harus ada metriks produktifnya. Jadi, kalau udah capek sama sesuatu, jangan ragu untuk ambil #cuti atau bahkan, kalau perlu #resignaja sekalian.